Rabu, 27 Maret 2013

Sejarah Setrika


Pernahkah anda melihat alat seperti gambar di samping ini???
gambar di samping ini adalah sebuah alat yang bernama setrika. Mungkin benda ini
terlihat sepele. Tapi jika tidak ada setrika, pakaian yang kita gunakan akan tampak lecak,dan kusut. Dengan adanya setrika dapat memudahkan manusia untuk menghaluskan pakaian yang akan kita gunakan dalam sehari – hari.yuk kita lihat sejarah setrika dari tahun k tahunnya…

Kata setrika sendiri berasal dari bahasa belanda, strijkijzer, yang artinya menghilangkan kerutan dari baju dengan alat yang dipanaskan. Dari bahasa Belanda itu diplesetin sama orang Indonesia jadilah disebut setrika. Setrika mulai dikenalkan oleh bangsa Yunani pada tahun 400 SM. Pada saat itu setrika digunakan untuk membuat lipatan-lipatan vertikal pada pakaian kebesaran yang akan digunakan untuk melakukan upacara maupun ritual tertentu. Bangsa Romawi juga tercatat pernah menggunakan setrika yang bentuknya sudah menerupai setrika modern. Setrika tersebut dinamakan prelum yang menggunakan teknik pressing (tekanan).
Di dunia barat, setrika mulai muncul pada abad ke-17. Setrika yang pertama kali muncul pada masa itu dikenal dengan nama sadiron.  Sadiron adalah sepotong besi yang tebal dengan permukaan rata dan diberi pegangan besi. Cara penggunaan sadiron adalah dengan dipanaskan di depan perapian terbuka atau kompor. Kelemahan dari sadiron ini adalah pegangannya yang terbuat dari besi, jadi selain bisa memanaskan baju juga memanaskan tangan si penyetrika.







Sadiron




Siapakah Orang yang Berperan Menemukan Setrika?

Pada dasarnya, penemu “setrika kuno” tidak dapat ditentukan secara pasti karena belum ada bukti sejarah yang menerangkannya.Akan tetapi, banyak orang yang mempercayai kalau setrika listrik ditemukan oleh Henry W. Seely pada 1882.


Setrika listrik yang ditemukan oleh Henry tersebut berupa setrika listrik datar yang masih mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya lama untuk panas, tetapi sangat cepat dingin.

Oleh karena itu, beberapa ilmuwan setelah Henry mencoba melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap teknologi setrika listrik.


Pada akhir abad ke-19 yaitu sekitar tahun 1870. Pada tahun tersebut seorang ibu rumah tangga yang bernama Mary Florence Potts di Lowa, negara bagian Amerika Serikat menemukan setrika cetak (cast iron). Cast Iron ini sebenarnya adalah modifikasi dari sadiron yaitu dengan membuat kedua ujung setrika menjadi runcing, agar dapat digunakan dengan mudah untuk menyetrika. Pada tahun berikutnya, Mary juga membuat suatu temuan baru yaitu sadiron dengan pegangan yang bisa dilepas, sehingga pegangan sadiron tidak ikut panas saat sadiron sedang dipanaskan.










arang setrika

Pada perkembangannya, yaitu sekitar abad 19, banyak bermunculan penemuan setrika yang bisa memansakan sendiri. Misalnya adalah setrika yang bisa diisi batu bara atau arang yang sedang membara.  Setrika listrik pertama kali dipatenkan pada tahun 1882.Banyak yang mempercayai bahwa penemu setreika listrik adalah Henry W. Seely. Namun pada saat itu, penemuan ini tidak sukses karena sulit untuk digunakan dan belum banyak orang yang mendapat listrik di rumah. Pada awal abad ke-20, setrika listrik mulai populer dan akhirnya pada tahun 1920-an mucullah setrika listrik dengan pengatur suhu.  












setrika uap


SUMBER :







Minggu, 24 Maret 2013

AWAL MULA TERBENTUKNYA BUMI

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
proses pembentukan bumi dari beberapa teori :

Theory Big Bang  
       


                                                                                                                     Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
  • Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsu
  •  Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
  • Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Teori Kabut Kant-Laplace



Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

Teori Planetesimal



Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita. Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai dari benda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

Teori Pasang Surut Gas


Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu.

Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya




Sabtu, 23 Maret 2013

MACAM - MACAM BAHASA


Setiap negara pasti memiliki bahasa masing masing. Tujuan utama bahasa adalah untuk dapat berinteraksi terhadap orang lain. Coba bayangkan saja jika di dunia ini tidak ada satupun bahasa. Bagai mana kita dapat berkomunikasi terhadap orang lain mungkin kita tidak bisa meminta bantuan orang lain dan memaksa kita untuk hidup secara sendiri sendiri. Bahasa bukanlah hanya bahasa saat kita berbicara saja. Banyak bahasa lain seperti bahasa tubuh juga disebut bahasa karena seseorang dapat mengerti dengan apa yang hendak dia sampaikan walaupun dia tidak berbicara.

Di dunia ini sangat banyak berbagai macam ragam bahasa. Dan umumnya setiap negara punya bahasa masing masing. Dan bahasa juga dapat mengalami perubahan atau evolusi evolusi, mungkin penyebabnya adalah karena semua orang telah berbahasa dan mungkin ada beberapa bahasa yang dirubah secara tidak sengaja atau melahirkan sebuah bahasa baru dari kata kata yang sebelumnya tidak ada. Dalam penggunaan bahasa juga terdapat istilah yang dikatakan dengan :
1.      Idiolek  adalah gaya bahasa yang terdapat pada jiwa seseorang.
2.      Dialek adalah gaya berbicara dari suatu kelompok atau dari daerah tertentu
3.      Kronolek adalah pengertian dari ragam bahasa yang digunakan pada masa tertentu seperti pada masa sukarno yang gaya bahasa mereka sangat berbeda untuk jaman sekarang, dan mungkin juga karena terpengaru atau sedikit terbawa bahasa belanda saat itu
4.      Sosiolek adalah jenis bahasa yang cenderung digunakan bergantung pada status sosial, misalnya bahasa para petinggi dengan, atau bahasa para juragan juragan kaya yang cenderung lebih mengutamakan karismatiknya.
5.      Fungsiolek adalah bahasa yang digunakan untuk kepentingan kepentinga tertentu misalnya bahasa dibidang jurnalistik, militer, atau mungkin di bidang bisnis.
Manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan berbagai bahasa. Jenis – jenis bahasa yang dipergunakan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi ada 6, yakni sebagai berikut.
1.      Bahasa diam (silent language)
Bahasa diam adalah cara berkomunikasi yang dilakukan oleh penutur dengan mitra tutur, tetapi mitra tutur menanggapinya dengan diam. Bahasa diam juga bisa diamati dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, seorang ayah pulang dari kantor, ketika ditanya istrinya, ia diam saja. Ia tidak menjawab pertanyaan istrinya. Istrinya tentu bergumam “Wah, suamiku punya masalah”.
2.      Bahasa tanda (sign language)
Bahasa tanda adalah cara berkomunikasi dengan menggunakan tanda-tanda. Yang banyak menggunakan bahasa tanda ialah Polisi Lalu Lintas. Misalnya, tanda parkir berupa huruf P yang dilingkari.
3.      Bahasa kode (code language)
cara berkomunikasi dengan menggunakan isyarat. Oleh karena itu, bahasa kode disebut juga bahasa isyarat. Bagi bangsa Indonesia, mengangguk berarti setuju, menggelengkan kepala berarti tidak setuju atau tidak mau, dan mengernyitkan dahi berarti belum paham. Bahasa kode banyak digunakan pada kegiatan kepramukaan, misalnya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat-isyarat semaphore.
4.      Bahasa kontak (contact language)
Bahasa kontak adalah cara berkomunikasi dengan cara menyinggungkan anggota tubuh dengan mitra bicara (kontak secara jasmani). Misalnya, “seorang nenek membelai-belai rambut cucunya, pertanda sang nenek sedang mencurahkan kasih sayangnya kepada cucucnya”.
5.      Bahasa simbol (symbol language)
Bahasa simbol adalah bahasa yang disimbolkan. Mitra komunikasi (mitra bicara) dapat memahami maksud atau pesan yang disampaikan oleh penutur (komunikator) dengan mengamati simbol yang digunakan oleh komunikator. Misalnya, pemakaian cincin pada jari manis tangan kiri. Hal itu untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa dia sudah bertunangan.
6.      Bahasa verbal (verbal language)
Bahasa verbal adalah komunikasi antarpertisipan dengan cara menggunakan organ-organ atau lambang-lambang verbal. Apabila menggunakan organ yang mengacu pada bahasa lisan, sedangkan jika menggunakan lambang verbal berarti mengacu pada bahasa tulis. Misalnya, bahasa verbal lisan digunakan oleh beberapa orang yang sedang berdiskusi, wawancara, simposium, dan berbincang-bincang santai. Bahasa verbal tulis digunakan oleh penulis buku, novel, cerpen, dan berkirim surat.

10  Bahasa yang paling sering digunakan :
a.       Bahasa Mandarin
b.      Bahasa Inggis
c.       Bahasa Hindi
d.      Bahasa Sepanyol
e.       Bahasa Arab
f.       Bahasa Rusia
g.      Bahasa Melayu
h.      Bahasa Potugis
i.        Bahasa Banggali
j.        Bahsa Perancis


Bahasa- bahsa daerah di Indonesia:

Bahasa Aceh Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Alas Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Alor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Ambelan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Angkola Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Aru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Bacan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Bada' Besona Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Bahau Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Bajau Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Balantak Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Bali Digunakan di Wilayah Bali
Bahasa Banda Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Banggai Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Banjar Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Bantik Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Batak Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Belu Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Bobongko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Bonerate Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Bugis Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Bulanga Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo
Bahasa Bungkumori Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Buol Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Buru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Butung Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Enggano Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Gayo Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Geloli Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Goram Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Gorontalo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Helo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Iban Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Jawa Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Kadang Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kai Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kaidipan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Kail Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Kaisar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kalaotoa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Karo Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Karompa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Kayan Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Kenya Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Klemautan Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Kroe Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kubu Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Lain Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Laki Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Lampung Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Landawe Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Layolo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Leboni Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Leti Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Loinan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Lom Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Luwu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Madura Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Makassar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Mandailing Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mandar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Mapute Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mentawai Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Milano Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Minangkabau Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mongondow Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Napu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Nias Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Orang Laut Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Ot-Danum Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Pak-Pak Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Pantar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Pilpikoro Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Pitu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Rejang Lebong Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Riau Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Roma Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Rote Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Sa'dan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Salu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Sangir Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Bali
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Seko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Sikule Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Simulur Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Solor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Sula Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Sumba Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Bahasa Sumbawa Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Sunda Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Talaud Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Taliabo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Tambulu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tanibar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Ternate Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Tidore Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Tombatu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tomini Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni
Bahasa Tompakewa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tondano Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tontembun Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Toraja Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Uluna Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Walio Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Wetar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Windesi Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan
Bahasa Wotu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja








Jumat, 08 Maret 2013

BAGAIMANA TERJADINYA PETIR????


Pernahkah kalian melihat petir? Biasanya petir sering di temukan pada musim hujan. Bagaimana sih petir bisa terjadi? Yuk kita lihat proses terjadinya petir;
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saatelektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatanpositif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Petir juga digolongkan dalam beberapa tipe:

Petir dari awan ke Tanah (CG) petir ini tergolong berbahaya dan paling merusak, berasal dari muatan yang lebih rendah lalu mengalirkan muatan negatif ke tanah. Terkadang petir jenis ini mengandung muatan positif (+) terutama pada musim dingin


petir cg

Petir dalam awan (IC), merupakan tipe yang paling sering terjadi antara pusat muatan yang berlawanan pada awan yang sama.

Petir antar awan (CC), terjadi antara pusat muatan dari dua awan yang berbeda. Pelepasan muatan nya sendiri terjadi saat udara cerah antara awan tersebut.

Petir awan ke udara (CA) terjadi jika udara di sekitaran awan yang bermuatan positif (+) berinteraksi dengan udara yang bermuatan negatif (-) . Jika ini terjadi pada awan bagian bawah maka merupakan kombinasi dengan petir tipe CG. Petir CA tampak seperti jari-jari yang berasal dari petir CG


  Gambar petir Tipe CA



Sumber :